KAPUAS - Musibah banjir musiman yang terjadi diwilayah desa Aruk dan sekitarnya, hingga saat ini masih belum surut malah diprediksi bertahan dan akan debit air akan bertambah tinggi.
Kondisi ini membuat masyarakat desa tersebut tidak bisa beraktivitas seperti bisanya, dan malah saat ini beberapa warga mengalami penyakit gatal - gatalan.
Yawaisma atau biasa dipanggil Cima, warga desa Aruk Kecamatan Timpah Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Air sudah mengenangi rumahnya dua hari terakhir ini dengan ketinggian air mencapai 70 cm.
Musibah banjir ini diakibatkan debit air dari Sungai Kapuas dan sungai Muatan meluap dan hingga mengenangi pemukiman penduduk di desa Aruk dan sekitarnya.
"Saat ini kondisi air bertahan dan diprediksi bisa bertambah naik debitnya, " ungkap Cima kepada media ini, Minggu malam (01/04).
Baca juga:
Amsakar Tinjau Kebakaran di Sagulung
|
Dengan kondisi banjir saat ini, tentunya masyarakat sangat berharap ada bantuan - bantuan sosial dari pihak pemerintah, baik itu dari pemerintah kecamatan, kabupaten dan Provinsi Kalimnatan Tengah, dapat membantu masyarakat yang mengalami musibah banjir.
"Saat ini, bantuan sosial bagi masyarakat yang kena musibah banjir belum ada diberikan, " sebutnya.
Sementara itu Kepala Desa Aruk, Edie N Sida, menyampaikan bahwa yang terdampak banjir didesanya tidak semua kena dampak, hanya sebagian penduduk yang berada di dataran rendah dekat sungai.
"Hanya 17 kepala keluarga yang terdampak banjir, dan kita sudah data untuk disampaikan ke pihak kecamatan, " ungkap Kades Aruk ini, Minggu (02/04).
Banjir didesanya sudah berjalan dua hari ini, dan hanya tempat tertentu saja. Bangunan sekolah dan kantor desa tidak kena banjir, karena berada ditempat tinggi.
Kondisi infrastruktur jalan desa hanya sebagian wilayah rendah yang kena banjir dan tidak mempengaruhi kondisi jalan.
Disampaikannya, bahwa bantuan sosial (Bansos) baik itu dari kecamatan, Kabupaten serta provinsi tidak ada. Namun pihaknya sudah mendata keluarga yang terdampak banjir musiman ini, dan disampaikan ke pihak kecamatan agar bisa diberikan bantuan sosial.
"Bantuan bagi terdampak dari desa hanya bantuan sembako sementara, dan kondisi air sudah turun. Mungkin akan segera surut, " terang Edie ini.